Nama saya Victor Jeremia, saya lahir di Bekasi pada tanggal 1 September 1992. Saya ini merupakan keturunan campuran orang Kupang dan Jawa. Ayah saya bernama Yoseph Laibahas dan ibu saya bernama Maria Sumiati. Saya merupakan anak ke 3 dari 3 saudara. Waktu dilahirkan saya berbeda dengan kakak-kakak saya yang dilahirkan di rumah sakit bersalin, saya dilahirkan di bidan dekat yang jaraknya tidak jauh dari rumah saya, tetapi itu tidak menjadi masalah karena saya bersyukur telah dilahirkan di dunia ini. Nama panggilan saya di rumah itu Yeri jadi tetangga-tetangga pada memanggil saya Yeri. Waktu kecil saya cukup nakal, suka jalan-jalan di atap, coret-coret tembok, membunuh peliharaan dan lain-lain maklum namanya juga anak kecil. Waktu kecil saya mempunyai sahabat dari bayi namanya itu Galih Ramadhan. Setiap hari saya selalu main ke rumahnya bahkan sebaliknya dia yang suka main ke rumah saya. Saat TK atau Taman Kanak-kanak saya bersekolah di Harapan Indonesia yang berletakkan di Harapan Jaya. Ibu saya, berkerja disana sebagai guru. Jadi waktu TK sampai SD saya mendapat perhatian khusus disana karena saya merupakan anak guru. Kalau ada yang macam-macam dengan saya akan dimarahi oleh ibu saya. Saya ini sangat manja sekali waktu kecil karena saya sangat berbeda dengan kakak-kakak saya. Tampang saya mirip sekali dengan orang China padahal saya bukan keturunan China jadi banyak orang yang memanggil saya Ahong. Saya waktu TK dan SD sangat gemuk sekali karena ibu saya tidak ingin anaknya kurus. Tetapi saat SD itu saya berpikir untuk kurus karena gengsi dan sering di ejek oleh orang sekitar dengan sebutan gendut, gembrot dan sebagainya. Itu membuat saya kesal jadi setiap olahraga saya ikuti seperti basket, bola, bulu tangkis dan sebagainya. Jarak dari sekolah ke rumah cukup jauh karena Harapan Baru dengan Harapan Jaya bersebelahan. Jadi kalau ke sekolah saya selalu diantar dengan ayah kadang-kadang menggunakan mobil atau motor. Waktu SD saya memiliki banyak sekali kenangan mulai dari yang indah hingga yang buruk. Kenangan indahnya itu saat saya mendapat juara cerdas cermat di TMII. Saya mendapat pujian dari teman-teman dan juga dari ibu saya yang membimbing saya di sekolah. Kenangan buruknya yaitu saat bermain basket saya jatuh dan tanpa sengaja celana saya robek dan saya ditertawai oleh teman sekelas, saya sangat malu waktu itu dan saya pulang ke rumah dengan menggunakan becak. Saya lulus SD itu tahun 2004, pada waktu itu saya sangat gendut sekali, berat saya mencapai 50 kg itu merupakan berat yang tidak wajar untuk umur pada saat itu.
Waktu kecil saya sangat suka bersepeda keliling Harapan Baru dengan teman-teman rumah. Tempat paling jauh yang saya singgahi dengan teman-teman itu di Walikota Jakarta Timur. Setelah lulus dari SD saya menlanjutkan SMP di SMPN 13 Bekasi, yang letaknya sangat dekat dari rumah saya karena letak rumah saya itu di belakang sekolah tersebut. Kakak-kakak saya sekolah disana dan saya pun sekolah disana. Ibu saya yang menyarankan sekolah disana karena kalau sekolah jauh-jauh ibu saya takut kalau terjadi apa-apa disana. Pada akhirnya saya satu sekolah dengan sahabat saya dari kecil yaitu si Galih. Ibu saya meminta saya untuk sekelas pada kelas 1 waktu itu dan diijinkan maka saya 1 kelas dengan Galih waktu itu. Saya merupakan anak yang pendiam kalau bertemu dengan teman-teman yang saya tidak kenal saya lebih suka membaur tetapi tidak berbicara hanya diam saja dan senyum-senyum kalau ada yang bercanda. Untung saja saat kelas 1 Galih mengenal teman-temannya jadi saat dekat dan bercanda bareng dengannya. Sifat lawak saya itu muncul saat saya TK, saya suka menjatuhkan diri untuk membuat orang tersenyum emang sih terkesan bodoh tetapi tidak apa-apa teman-teman tersenyum saya pun juga tersenyum. Pada waktu SMP saya pun gengsi dikarenakan tubuh saya yang membesar hingga leher saya pun tidak kelihatan atau menyatu dengan badan. Saya mulai menyukai perempuan saat saya SMP maka dari itu saya sangat ingin mengubah penampilan saya. Saya waktu SMP mengikuti ekstrakulikuler basket. Latihannya itu jarang sekali dan pelatihnya pun tidak ada. Jadi saya dan teman-teman ekskul hanya bermain 1 game sampai selesai waktunya bahkan sampai sore di sekolah mainnya. Latihannnya biasa hari sabtu dan minggu karena hari sabtu itu kita libur sesuai dengan kebijakan sekolah kalau hari sabtu itu hanya diperuntukkan untuk ekstrakulikuler.
Ekskul paling terkenal di SMP saya itu adalah ekskul paskibra yang selalu juara umum dalam lomba-lomba antar sekolah bahkan antar kabupaten. Si Galih pun ikut ekskul tersebut saya pun di ajaknya tapi saya menolak karena saya sudah memilih basket dan saya hanya cocok dibasket. Setiap pulang sekolah saya sering main basket dengan teman-teman rumah di sekolah saya. Kita bermain 1 ring 3 lawan 3 itu pun juga sudah capek. Karena pada waktu itu saya belum mengerti pola serang atau bertahan dalam basket dan dribble saya pun masih acak-acakan. Pada saat itu sangat terkenal sekali dengan yang namanya freestyle dalam basket, saya pun dirumah sering mengikuti gaya-gaya yang dikeluarkan para freestyler basket dan menpraktekkannya ke teman saya. Kadang-kadang berhasil dan kalau tidak berhasil bola saya yang direbutnya. Saya dan teman-teman rumah pun pindah tempat bermain basket. Kita bermain didepan masjid disitu banyak sekali orang yang bermain banyak mulai dari yang tua hingga yang paling muda. Rata-rata main disana kita musti lengkap dengan memakai sepatu dan baju basket. Saya hanya memakai celana basket, kaos oblong dan sandal jempit. Sandal saya sering sekali putus saat bermain basket jadi saya pas pulang sering tidak memakai sandal dan diejek anak gembel.
Banyak sekali kejadian lucu pas saya SMP. Saat naik kelas 2 saya tidak sekelas dengan Galih, yah saya menjadi lebih bebas. Karena kita sudah mulai dewasa jadi kita mulai mengerti apa urusan kita masing-masing. Saya di kelas 2.4 sedangkan Galih di kelas 2.2. Dikelas saya banyak sekali anak-anak nakalnya jadi saya mencari teman yang asik dan tidak nakal dan bertemulah saya dengan Adhieska saya duduk sebangku dengan dia sampai naik kelas. Kelas saya itu termasuk kelas yang balik berisik dan rusuh, sampai-sampai saya dan teman sekelas disuruh jalan jongkok dari ujung lapangan hingga balik lagi. Itu merupakan kenangan bagi saya karena pada saat jalan jongkok pun teman-teman saya banyak yang bercanda jadi saya ketawa pas jalan jongkoknya. Saya saat dikelas merupakan anak yang paling rajin bukannya sombong ini. Saya suka sekali pelajaran bahasa inggris dan matematika waktu itu dikarenakan guru yang mengajar sangat asik dan mudah dicerna diotak saya. Naik ke kelas 3 saya mendapat kelas 3.1, dan saya sekelas dengan Galih. Kelas itu merupakan kelas unggulan jadi dari beberapa kelas diambil ranking 10 besar dan saya pun termasuk karena saya mendapat ranking 5. saat di kelas saya tidak duduk dengan Galih karena dia duduk dengan Ibnu teman dia saat di kelas 2.2, dan saya duduk dengan Yudhis kenalan dari Galih kami pun jadi akrab hingga sekarang. Di dalam kelas pun terdapat geng kelas ada O4 beranggotakan Galih, Raji, Yudhis dan Oji saya tidak ikut geng itu karena setiap ngumpul disekolah saya tidak ikut saya memilih pulang ke rumah daripada nongkrong di sekolah. Di kelas saya merupakan orang terheboh dengan teman saya Yudhis kita berdua bermain suit jepang dan yang kalah akan disuruh-suruh oleh yang menang suit. Sampai-sampai yang lain ikutan main permainan yang kami buat setiap tidak ada guru kami selalu memainkan permainan itu hingga membuat kami malu pada adik-adik kelas kami yang melihat kebodohan kami saat kami bercanda. Saat ujian semester 1 saya tidak dapat masuk dikarenakan kena penyakit cacar. Saya seminggu tidak masuk sekolah sekalinya masuk saya langsung mengerjakan ujian. Saat mengerjakan ujian saya sangat kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dijawab. Dan saya ketinggalan 2 pelajaran yaitu bhs Indonesia dan matematika jadi saya mengerjakannya di ruang lab sekolah. Pertama, soal bahasa Indonesia saya mengerjakannya dengan asal-asalan alias mengarang semua dan akhirnya selesai bhs Indonesia dan yang terakhir matematika saya mengerjakannya lama sekali hingga banyak adik kelas yang datang ke lab untuk mengerjakan remedial saya pun diam saja dan fokus pada soal. Saya mengerjakan lama hingga 2 jam belum selesai, teman-teman saya dikelas lagi membahas soal Matematika dan saya pun di lab mengerjakan matematika. Tiba-tiba guru bhs Indonesia datang ke saya dan memberitahukan bahwa yang saya kerjakan itu soalnya salah, ternyata soalnya itu soal kelas 2 otomatis saya menggulang soalnya sangat capek sekali. Dan itulah kenangan saat SMP hingga saya lulus dan melanjutkan ke SMA.
Saya SMA melanjutkan di SMAN 107 Jakarta, sangatlah sulit untuk mendapatkan kursi di Jakarta jika kita bukan bersekolah di Jakarta karena kita harus bersaing dengan orang-orang Bekasi atau dari luar untuk mendapatkan kursi pada sekolah tersebut. Saya pun diterima di sekolah tersebut pada gelombang kedua, pada gelombang pertama tidak ada pengumumannya saya diterima disekolah tersebut. Karena rata-rata NEM anak-anak Bekasi itu 8 ke atas sedangkan saya rata-ratanya 8 pas. Disana saya tidak mengenal siapapun karena sekolah itu lumayan dari rumah saya harus mengendarai sepeda motor untuk sampai kesana kira-kira 20 menit. Galih pun tidak 1 sekolah dengan saya dan saya pun harus memperkenalkan diri dengan teman-teman kelas saya. Saat di kelas saya pun terkejut karena dalam kelas ada teman sekelas saya saat di SMP yaitu si Bunga yah jadi saya ada temannya. Saat saya kelas 1 saya sangat serius sekali belajarnya untuk mendapatkan kelas jurusan IPA karena ibu saya menginginkan saya untuk mendapat jurusan IPA. SMA lah tempat paling indah karena disanalah kita mulai mengenal apa yang baik dan apa yang buruk. Ekskul yang saya ikuti pasti basket ternyata basket disana berjalan dan saya pun giat berlatih hingga kelas 3. Saat SMA saya mendapat jurusan IPA dan teman-teman saya ada pintar dan ada yang biasa-biasa saja. Kenakalan saya ada saat saya kelas 2 yaitu saya mulai merokok. Hingga kelas 3 saya pun saat istirahat makan lalu ke kamar mandi ngerokok dengan teman-teman tongkrongan saya. Didalam jurusan IPA kelas 3, ini saya termasuk yang paling rusak karena rokok didalam kelas saya ada 1 orang yang menemani saya merokok kadang di kamar mandi kadang di tempat parkir tergantung situasi. Untung saja saya tidak pernah ketahuan merokok dan melakukan hal nakal seperti cabut sekolah. Hingga sekarang saya lulus dari SMA dan melanjutkan studi saya di Universitas Gunadarma. Menjadi mahasiswa sangatlah berbeda saat kita SD, SMP dan SMA. Kedewasaan dan kemandirian kita dibentuk disini. Di Gunadarma, saya mengambil jurusan Sistem Informasi. Awalnya saya merasa tidak yakin untuk mengikuti semua matkul, tetapi saya memikirkan kerja keras orang tua saya yang telah melahirkan dan membesarkan saya hingga sekarang. Dan saya ingat kata kakak saya yaitu “Jalanin aja, pasti elu bisa kok ama banyak doa dan bersyukur pada Tuhan.”. Dari perkataan tersebut, saya mulai berusaha untuk cepat lulus dengan gelar Sarjana Komputer. Jadi buatlah orang sekitar dan orang tuamu bangga dengan apa yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar